Pelatih Tae Kwon Do Al-Misri Raih Sabuk Hitam
Salah satu Pelatih Tae kwon do Madrasah
Aliyah Al-Misri, Siti Ismiyatul Fauziah resmi dapatkan sabuk hitam pada UKT (Ujian
Kenaikan Tingkat) di Surabaya yang berlangsung pada tanggal 11 sampai 12 Februari
2017. Ketertarikannya pada bela diri berawal sejak beliau duduk dibangku SMP.
Beliau pernah mengikuti PO atau Pencak Organisasi, namun beliau tidak begitu
tertarik dan akhirnya berhenti. Kemudian beliau mencoba mengikuti tae kwon do,
"Awalnya saya juga coba-coba ikut tae kwon do, tapi akhirnya seneng"
ungkapnya saat ditemui Sabtu, (18/03/2017).
Berawal dari coba-coba yang berubah menjadi
kesenangan, kini tae kwon do mengantarkan seorang guru sejarah ini kepada sabuk
hitam dan yang memberinya sertifikat adalah Pelatih yang langsung didatangkan
dari Korea serta mendapatkan lisensi atau perizinan mengajar dan mendirikan
sebuah tempat latihan tae kwon do.
Beliau mendapatkan gelar DAN 1 saat resmi
mendapatkan sabuk hitam. Sabuk hitam merupakan tingkatan tertinggi pertama di
tae kwon do. Karena di atas sabuk hitam tersebut masih ada sembilan tingkatan
lagi yang lebih tinggi. Ismi mengikuti tae kwon do secara langsung sekitar
tahun 2013 awal, tepatnya saat semester tiga pada saat kuliah. Beliau mengikuti
serangkaian ujian penempuhan sabuk sejak bulan Desember pada tahun yang sama dan
itu berturut-turut, namun ketika penempuhan sabuk kuning beliau terpaksa
menunda karena pada saat itu beliau tidak ada saat ujian berlangsung.
"Makanya kemaren saya itu normalnya 3 sampai 4 tahun, saya ngambilnya 2013
sabuk hitamnya 2017. Karena tiap kali periode dari sabuk merah ada periode
tunggu, istilahnya pemantapan materinya" tambah Ismi.
Pepatah jawa mengatakan “jer basuki mawa
bea”, itulah yang menjadi prinsip seorang Siti Ismiyatul Fauziah, "Di tae
kwon do kelemahannya itu biaya ujiannya mahal, saya mau ngambil hitam itu
bayarnya 1.500.000, tetapi itu sebanding dengan apa yang saya dapatkan, ilmunya
dapet, sertifikatnya juga dapet, juga ketemu sama orang dari berbagai
daerah". Beliau juga menambahkan "Kepuasan itu tidak bisa dibeli ya,
jadi kalau seneng meskipun capek ya tetep berangkat, saya itu dapet bonus
banyak. Selain bisa bela diri, juga bisa berolahraga, link/hubungan juga
dapet, karena tae kwon do adalah ilmu bela diri yang menurut saya tidak punya
musuh".
Keberhasilan dalam memperoleh sabuk hitam
tidak lepas dari dukungan orang tuanya, Ismi mengungkapkan sejak kecil beliau
diajarkan untuk mengambil keputusan sendiri, dengan resiko yang ditanggung
sendiri pula. Dan orang tuanya pun mendukung kegiatannya selama itu baik. "Paling
kendalanya cuma pulang malem, soalnya kan juga harus mengikuti jadwal
pelatihnya" Pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar