JUMLAH PENGUNJUNG BLOG INI

Pengalaman Pertama Berkunjung ke Radar Jember



Pengalaman Pertama Berkunjung ke Radar Jember


Ekstrakurikuler jurnalistik Madrasah Aliyah Al-Misri kali ini, memiliki sebuah kegiatan yaitu Study Tour to Radar Jember. Acara ini dilaksanakan pada hari kamis (9/2). Yang ikut dalam kegiatan ini adalah semua siswa anggota Ekstrakurikuler jurnalistik yang berjumlah 18 orang dan 2 guru pendamping yaitu Deni Kristiawan (26) dan Siti Ismiyatul Fauziah (23). Sebelum berangkat Moh. Anas selaku kepala madrasah memberikan pesan-pesan terlebih dahulu kepada semua peserta study tour agar bersungguh-sungguh dalam kegiatan ini. beliau menambahkan agar setelah kegiatan ini usai maka harus ada perubahan wawasan dan kualitas dalam bidang jurnalistik. Sehingga bisa berkontribusi dalam peningkatan hasil karya jurnalistik.
Tujuan dari study tour ini adalah untuk memupuk semangat dari anak jurnalistik sendiri. Selain itu ada tujuan lain yaitu lebih memahami apa itu dunia jurnalistik dan untuk memperingati hari pers nasional yang jatuh pada tanggal 9 Februari. Antusias dari anak jurnalistik sangat besar. Dari jauh-jauh hari anak jurnalis sudah mempersiapkan apa saja yang diperlukan waktu study tour. Sebelum go to Radar Jember terdapat persiapan tersendiri yaitu  mulai dari pembentukan panitia, pembentukan kelompok, dan pembagian tugas. Kegiatan ini adalah suatu hal yang jarang dilakukan, maka dari itu terpancar harapan-harapan dari wajah kepala madrasah maupun dewan guru. "Pulang dari Radar Jember saya harap bisa lebih semangat, jangan sia-siakan kesempatan ini karena saya sangat mendukung kegiatan ini", tutur kepala madrasah. Acara ini adalah acara yang pertama kali diadakan oleh Ekstrakurikuler jurnalistik dan mendapatkan respon yang cukup baik.
Acara study tour berlangsung dari pukul 10 pagi, sampai di sana langsung disambut baik oleh wakil pimpinan redaksi yang bernama Shodiq Syarif. Beliau menjelaskan bagaimana cara menjadi seorang jurnalis yang baik, dan berkualitas. Ada kriteria tersendiri untuk menjadi wartawan yaitu harus menyandang sarjana, pengalaman, mental, dan harus jujur. Dalam sehari radar mengerahkan 20 wartawan yang setiap wartawan harus mencari 3-4 berita, entah itu kejadian yang dilihat langsung, pembicaraan orang dari mulut ke mulut, dan kabar dari kerabat. Semua hal itu adalah sebuah tantangan tersendiri bagi seorang wartawan, jelasnya. Dalam proses pembuatan koran harus melalui beberapa tahapan mulai dari pengumpulan berita, pengeditan atau perbaikan oleh redaktur, penyaringan lagi oleh lay outer, dan yang terakhir dikirim ke percetakan Temprina Graha Media yang berada di Tegal Besar.

Radar memiliki cabang yang ada di wilayah tapal kuda yang meliputi Lumajang, Jember, Bondowoso, Situbondo, dan Banyuwangi. Wilayah pertama yang mendapat kiriman koran adalah Banyuwangi, karena Banyuwangi adalah kota paling jauh yang dapat ditempuh dalam kurun waktu 3 jam. Dalam 1 jam percetakan mampu mencetak 50 ribu eksemplar. Bukan hanya berita yang dicari oleh Radar Jember, tetapi juga mencari iklan. Dalam pencarian iklan ini ada petugas khusus yang ditugaskan untuk mencari iklan dari beberapa pengusaha yang ada di wilayah Jember dan sekitarnya. Kadang ada pengusaha yang langsung datang ke Radar Jember untuk mengiklankan produknya. Setiap iklan dihargai belasan juta tapi tergantung penempatan halaman. Jika iklan yang di koran tidak berwarna maka harganya lebih murah dengan kisaran 6 jutaan. Iklan ada berbagai macam yaitu Advetorial, display, dan baris.
Radar Jember saat ini sedang menerima mahasiswa magang yang bergelut di jurusan komunikasi. Sebelum peserta magang diterima maka mereka menjalani tes untuk menjadi seorang wartawan. Waktu magang selama 1 sampai 2 bulan. Salah satu peserta magang adalah Malik Abdul Aziz. Peserta magang rata-rata sudah semester 3 dan semester 7. "Saya bergelut di dunia jurnalistik ketika saya berada di semester 3 dan yang menjadi motivasi saya adalah jangan lewatkan keseharian anda dengan menulis, dari kata itulah yang membuat saya termotivasi untuk menjadi seorang jurnalis", katanya saat di wawancarai oleh tim kompressma. Dunia jurnalis itu sangatlah luas bukan hanya berita tapi meliputi essai, puisi, buletin, dll. Tidak hanya itu disana juga diajari bagaimana cara membuat pertanyaan yang baik. Dalam pembuatan pertanyaan tidak lepas dari  rumus 5W+1H. 


Dalam proses editing harus memilih seorang yang sudah terlatih karena jika salah pemenggalan kata, pembaca tidak akan mengerti. Orang yang mengedit berita dari wartawan adalah redaktur. Menjadi seorang redaktur memang susah, jika tidak ada pengalaman terlatih, maka tidak akan menjadi redaktur yang baik. Dalam satu berita yang diteliti oleh redaktur adalah pemenggalan kata, penataan bahasa, dan pemilihan bahasa yang baik dan benar. Kadang dalam sebuah berita tidak hanya menggunakan bahasa yang baku tetapi juga memakai bahasa yang mengalir agar pembaca tidak merasa jenuh.
Kesan yang dirasakan oleh peserta study tour sangat senang, bukan hanya itu saja, tetapi ada pengalaman tersendiri dari anak jurnalis yang dapat mengetahui proses percetakan koran, mulai dari pencarian berita sampai penerbitan Koran. Ini adalah kegiatan terakhir yang akan dilaksanakan oleh Ekstrakurikuler jurnalistik. Pengalaman tersebut akan menjadi kenangan yang sangat mengesankan bagi anak jurnalis, dimulai dari persiapan sampai selesainya acara. Itu semua adalah sebuah pengalaman yang asyik. Tugas anak jurnalis tidak berhenti di situ, karena harus membuat sebuah berita yang akan diterbitkan dalam majalah sekolah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar